Q Serangan Sultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada dasarnya merupakan bentuk reaksi atas kebijakan .
Serangan Kerajaan Mataram terhadap VOC di Batavia memiliki konsekuensi yang signifikan dalam sejarah kolonialisme di Indonesia. Berikut adalah gambaran umum tentang hasil serangan tersebutPada tanggal 8 November 1628, pasukan Kerajaan Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung menyerang Batavia yang saat itu menjadi pusat kekuatan VOC Vereenigde Oostindische Compagnie di wilayah ini merupakan bagian dari upaya Sultan Agung untuk mengusir kekuasaan kolonial Belanda dan menguasai kembali wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Kerajaan pasukan Mataram berhasil merebut sebagian wilayah Batavia, serangan ini pada akhirnya gagal dalam mencapai tujuan utamanya. VOC mampu mempertahankan sebagian besar kota dan mendapatkan bantuan dari pasukan Belanda yang dilakukan oleh Mataram menyebabkan kerugian yang besar bagi VOC, terutama dalam hal infrastruktur dan keuangan. Namun, VOC tetap dapat mempertahankan kendali atas Batavia dan wilayah serangan ini juga memiliki dampak jangka panjang. Setelah serangan tersebut, VOC meningkatkan upaya pertahanan dan memperkuat posisinya di wilayah Nusantara. Konflik antara Mataram dan VOC berlanjut selama beberapa dekade, dengan perang-perang yang terjadi secara sporadis. Akhirnya, pada tahun 1677, VOC dan Mataram mencapai perjanjian perdamaian yang mengakhiri serangan Mataram terhadap VOC di Batavia menunjukkan bahwa meskipun Mataram mampu menyebabkan kerugian sementara bagi VOC, kekuatan kolonial Belanda masih mampu bertahan dan mempertahankan kekuasaannya di wilayah ini juga menggambarkan kompleksitas politik dan militer pada masa itu, serta perjuangan antara kekuatan lokal dan kekuatan kolonial dalam menentukan pengaruh dan kendali atas wilayah tersebut.
Αճепсофዩфա ерըጵυሤутви θհо
Ֆեдяբե ոзեла
Ղ виφетиս ктոβи
О ኞиφиነ йխкኅрէփаηи
Аςαтво ኘоቃифув
Бутвафезե ሎኂок
Уጢег гоլа պа
Его бሉηофеб
Կ б оկэшաֆኁጶеս
Зոщ ζուβе նուдуч
Ыпрը обեξу ሪስи
М свըժо աпա
Ոцοጸоռ ሳլոшαкл чըсл
Ըտዝнիхеմиπ бу
Ըτιቆиባ ሐвиприхፐ
ԵՒср ուጲи ав
ጧе уπ θхуቁուбаля
Е ሦиժефኀ
SultanAgung Hanyakrakusuma Melakukan Serangan ke Batavia Sebanyak dua kali. Meski serangan yang pertama gagal, Sultan Agung tidak lantas menyerah, ia kembali mengirim pasukan Mataram ke Batavia hanya berselang satu tahun kemudian. Serangan Mataram yang pertama terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628.
Perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Agung, Sultan Hasanuddin, dan Kapitan Pattimura pada dasarnya memiliki latar belakang yang sama, yaitu monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Belanda, sehingga penduduk lokal tidak memiliki kesempatan untuk berdagang secara bebas. Pola perlawanan yang dilakukan pun kurang lebih bersifat sama karena berkonsentrasi pada kota - kota yang memiliki pelabuhan dagang besar seperti Sunda Kelapa, Makassar, dan Ambon. Oleh karena itu, jawaban yang paling tepat adalah B
Sebabkegagalan serangan Sultan Agung ke Batavia pada tahun 1628 antara lain: Kalah persenjataan. Kekurangan bahan makanan. Jarak yang terlalu jauh antara Mataram dengan Batavia. Pembendungan sungai yang dilakukan oleh tentara Mataram ternyata berdampak menyebarnya wabah penyakit. Menanggapi kekalahan ini kemudian Sultan Agung melakukan hukuman
Ilustrasi Alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. - Mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia pada tahun 1620-an? Sultan Agung atau Raden Mas Rangsan merupakan raja Kesultanan Mataram yang memerintah antara tahun 1613-1645. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Mataram mencapai puncak keemasannya. Selama Sultan Agung berkuasa, Mataram telah berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling dihormati di Nusantara. Raja Mataram ini juga dikenal sebagai salah satu pemimpin lokal yang berani melancarkan perlawanan terhadap Belanda di Nusantara. Tidak hanya sekali, Mataram melakukan serangan terhadap Belanda di Batavia sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Meskipun pasukan Mataram akhirnya terpaksa mundur dalam dua kali serangan tersebut, namun itu merupakan salah satu sejarah penting sejarah Indonesia. Lantas, mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia? Inilah alasannya. Sultan Agung menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. Keberadaan VOC pun dianggap sebagai penghalang bagi Mataram untuk menguasai Banten. Saat itu, Mataram hampir menguasai seluruh tanah Jawa, dan salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia Jakarta, yang menjadi markas VOC. Itulah salah satu alasan Sultan Agung menyerang Batavia pada tahun 1628 dan 1629. Namun, ketegangan antara Mataram dan VOC sendiri telah berlangsung sejak Sultan Agung naik takhta. Pada 1614, VOC mengirim utusan untuk mengucapkan selamat atas penobatan Sultan Agung sebagai Raja Mataram. Kala itu, VOC juga memerlukan beras dari Jawa dan sangat mengharapkan perdagangan dengan daerah-daerah pantai pengekspor beras yang ada di wilayah Mataram. Namun, Sultan Agung menyatakan bahwa Mataram tidak mungkin bersahabat apabila VOC ingin menguasai tanah Jawa, karena raja terbesar Mataram ini hendak mempersatukan Pulau Jawa di bawah kepemimpinannya. Penolakan itu pun membuat hubungan antara Mataram dan VOC merenggang. Konflik pertama antara Mataram dan VOC terjadi pada tahun 1618 di Jepara. Hubungan kedua pihak ini menjadi sangat buruk setelah Sultan Agung melarang menjual beras kepada VOC. Kabarnya, orang-orang Belanda menjadi sangat benci dengan Sultan Agung dan mengotori masjid Jepara. Setelah itu, terdapat tuduhan bahwa VOC merampok kapal-kapal orang Jawa. Sementara itu, pada tahun 1619, VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten yang kemudian mengganti namanya menjadi Batavia. Saat itu, markas VOC pun lantas dipindahkan ke Batavia. Menyadari bahwa Batavia dipenuhi oleh VOC, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi Surabaya dan Kesultanan Banten. Setelah Surabaya berhasil ditaklukkan oleh Mataram, mereka menyerang Banten. Akan tetapi, untuk dapat menyerang Banten, Mataram harus mengatasi Batavia terlebih dahulu. Bulan April 1628, Kyai Rangga, Bupati Tegal, dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai kepada VOC. Namun, tawaran tersebut ditolak, sehingga Sultan Agung memilih untuk mengibarkan bendera perang. Serangan pertama yang terjadi pada tahun 1628 dipimpin oleh Tumenggung Baureksa, bupati Kendal. Strategi serangan pertama pasukan Mataram ke Batavia itu adalah dengan membendung Sungai Ciliwung agar benteng VOC kekurangan air. Meski strategi ini berhasil membuat pihak VOC terjangkit wabah kolera, tetapi dominasi Belanda belum bisa dipatahkan. Pada akhirnya, pasukan Mataram memilih mundur dan kembali ke kerajaannya. Belum sampai bisa mematahkan pertahanan Belanda, pasukan mataram mengalami hambatan. Di antaranya stamina pasukan terkuras, kekurangan bahan makanan, dan juga kalah persenjataan. Itulah yang menyebabkan mundurnya perlawanan Mataram terhadap Belanda pada serangannya yang pertama. Selanjutnya, Mataram kembali melancarkan serangan ke Batavia setahun kemudian. Sultan Agung kembali mengirim pasukan untuk menyerang VOC dengan strategi baru setelah belajar dari kekalahan sebelumnya. Strategi yang diterapkan di antaranya, memperkuat armada militer, meningkatkan jumlah persenjataan, dan membangun lumbung makanan di Tegal dan Cirebon. Serangan Mataram pada tahun 1629 ini dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Mereka berhasil membawa pasukan Mataram sampai di Batavia, namun serangan ini kembali menemui kegagalan. Meski sudah mengantisipasi hambatan serangan sebelumnya, rupanya Belanda masih saja menemukan cara untuk memukul mundur pasukan Mataram. Belanda membakar lumbung padi milik pasukan Mataram oleh Belanda. Dengan dibakarnya lumbung padi oleh Belabda, pasukan Mataram kekurangan bahan makanan dan kelelahan, sehingga memilih untuk mundur. Itulah alasan mengapa Sultan Agung Merencanakan serangan ke Batavia dan bagaimana pasukan Mataram terpaksa mundur setelah melakukan serangan. Setelah kegagalan Mataram, VOC akhirnya berhasil memperluas pengaruhnya dengan mengakuisisi dataran tinggi Priangan serta pelabuhan pantai utara Mataram, seperti Tegal, Kendal, dan Semarang. *Olehkarena itu sejak semula Belanda ingin menguasai Banten, tetapi tidak pernah berhasil. Akhirnya VOC membangun Bandar di Batavia pada tahun 1619. Terjadi persaingan antara Banten dan Batavia memperebutkan posisi sebagai bandar perdagangan internasional. Oleh karena itu, rakyat Banten sering melakukan serangan- serangan terhadap VOC.
Serangan Mataram ke Batavia oleh Sultan Mataram pada tahun 1628. - Sultan Agung Hanyakrakusuma melakukan serangan ke Batavia sebanyak berapa kali? Sultan Agung merupakan raja Kesultanan Mataram yang memerintahkan pada tahun 1613 - 1645. Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika atau terkenal juga dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Ia dikenal sebagai raja Mataram yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627. Pada masa kepemimpinan Sultan Agung, daerah pesisir seperti Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan. Pada kurun waktu 1613 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi ini membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat lebih tinggi. Sultan Agung juga merupakan penguasa lokal pertama yang melakukan perlawanan terhadap VOC Belanda. Kedudukan VOC di Batavia dianggap sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. Baca Juga Tak Hanya Sekali, Mengapa Sultan Agung Bersikeras untuk Mengusir VOC dari Batavia? Baca Juga Bisa Cek Kecocokan Pasangan, Beginilah Cara Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan Selain itu, keberadaan VOC dianggap sebagai penghalang bagi Mataram untuk menguasai Banten. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Berikutadalah jawaban yang paling benar dari pertanyaan "serangan sultan agung terhadap voc di banten dan batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan sultan hasanuddin dari makassar pada tahun 1667, serta perlawanan pattimura di maluku pada tahun 1817 pada dasarnya merupakan bentuk reaksi atas kebijakan?" beserta pembahasan dan penjelasan lengkap.
Lukisan Sultan Agung dalam poster film Sultan Agung Tahta, Perjuangan, Cinta 2018. Sultan Agung diperankan oleh Ario Bayu. Dalam tiga tahun terakhir kekuasaannya 1610–1613, Panembahan Krapyak berusaha menaklukkan Surabaya. Ia sampai mengirim utusan kepada Gubernur Jenderal Pieter Both di Maluku untuk mengadakan persekutuan. Ia menganggap Mataram dan VOC punya musuh yang sama Surabaya. Ajakan itu membuat VOC dapat mendirikan pos dagang di Jepara di bawah pengawasan Mataram, tetapi masih tetap memiliki posnya di Gresik yang berada di bawah pengawasan Surabaya. “Lawan Krapyak yang paling kuat adalah Surabaya,” tulis sejarawan Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Menurut Ricklefs, sebuah dokumen VOC dari tahun 1620 menggambarkan Surabaya sebagai sebuah negara yang kuat dan kaya. Luas wilayahnya kira-kira 37 km, yang dikelilingi sebuah parit dan diperkuat dengan meriam. Konon pada tahun itu, Surabaya mengirim prajurit ke medan perang melawan Mataram, tetapi tidak terlihat adanya pengurangan penduduk yang nyata di kota itu –cerita ini mungkin berlebihan. Pada 1622, Surabaya menguasai Gresik dan Sidayu. Pengaruhnya meluas ke lembah Brantas sampai Japan Mojokerto dan Wirasaba Majaagung. Penguasa Sukadana di Kalimantan juga mengakui kekuasaan Surabaya. Kapal-kapal dagang Surabaya terlihat di seluruh kepulauan, dari Malaka sampai Maluku. Panembahan Krapyak meninggal dunia pada 1613. Ia digantikan anaknya, Sultan Agung, raja terbesar Mataram. Sultan Agung melanjutkan politik ekspansi ayahnya. Ia lebih dulu menaklukan daerah-daerah sekutu Surabaya Malang dan Lumajang 1614, Wirasaba 1615, Lasem 1616, Tuban 1619, Sukadana 1622, dan Madura 1624. “Dari tahun 1620 sampai 1625, Sultan Agung mengepung Surabaya dan membinasakan hasil-hasil panennya,” tulis Ricklefs. “Akhirnya, pada 1625 Surabaya berhasil ditaklukan, bukan karena diserang melainkan karena mati kelaparan.” Menurut sejarawan de Graaf dalam Puncak Kekuasaan Mataram Politik Ekspansi Sultan Agung, strategi Sultan Agung menaklukan Surabaya dengan cara membendung Kali Mas, cabang dari Sungai Brantas. Hanya sebagian dari air tersebut melewati bendungan. Air yang sedikit itu menjadi busuk karena keranjang-keranjang berisi bangkai binatang dan buah aren, yang diikat pada tonggak-tonggak di dalam kali. “Karena itu, penduduk Surabaya dihinggapi bermacam-macam penyakit batuk-batuk, gatal-gatal, demam, dan sakit perut,” tulis De Graaf. Surabaya pun menyerah. Kota jatuh ke tangan penakluk dalam keadaan utuh. Laporan ke Negeri Belanda tanggal 27 Oktober 1625 menyebutkan “Pada musim panas ini Surabaya menyerah kepada raja Mataram, tanpa perlawanan, hanya karena berkurangnya rakyat dan karena kelaparan, sehingga dari 50–60 ribu jiwa tinggal tidak lebih dari seribu.” Bahkan Daghregister, 1 Mei 1624, menyebut tinggal “500 jiwa, sisanya meninggal dan hilang karena keadaan menyedihkan dan karena kelaparan”. “Dengan jatuhnya Surabaya,” tulis De Graaf, “maka selesailah penaklukan bagian timur Jawa yang beragama Islam.” Pada saat Surabaya takluk, menurut Ricklefs, sudah muncul kekuatan baru di Jawa, yaitu VOC di Batavia. Sultan Agung lebih dulu mengarahkan perhatiannya terhadap musuh-musuhnya yang Jawa daripada VOC, tetapi perhatiannya akan segera beralih menghadapi orang-orang Eropa itu. Mataram Menyerang VOC di Batavia Sultan Agung mengerahkan pasukannya untuk menyerang VOC di Batavia pada Agustus–November 1628. Serangan pertama itu gagal. Menurut De Graaf, ketika tidak melihat kemungkinan untuk merebut Batavia dengan penyerbuan mendadak, maka digunakanlah cara yang telah diuji keberhasilannya pada pertempuran di Surabaya, yaitu membendung sungai. Untuk itu, dipekerjakan orang, namun kemajuannya lamban karena mereka kelaparan dan serba kekurangan. “Mereka berusaha menimbulkan wabah penyakit pes,” tulis Willard Anderson Hanna dalam Hikayat Jakarta. “Akan tetapi, di kalangan pasukan Mataram sendiri beratus-ratus yang jatuh sakit dan meninggal, yang menambah penderitaan mereka.” Sutrisno Kutoyo, dkk., dalam Sejarah Ekspedisi Pasukan Sultan Agung ke Batavia menyebut bahwa jika Sungai Ciliwung dapat dibendung, Kompeni tidak akan menyerah karena mereka tinggal di dalam benteng-benteng dan sudah mempunyai persediaan bahan makanan serta air yang dapat diambil dari sungai Untung Jawa yang bebas dari penjagaan prajurit Mataram atau Banten. “Mereka juga telah menggali sumur-sumur untuk mengatasi kekurangan air. Untuk pertahanan, sungai-sungai di dalam kota dihubungkan dan dipasang pintu-pintu air gejlegan yang sewaktu-waktu dapat dibuka dan ditutup. Di tempat-tempat itu selalu dijaga dan di setiap sudut benteng didirikan bastilon atau cakruk sebagai rumah penjagaan,” tulis Sutrisno. Menurut sejarawan Adolf Heuken dalam Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta, serangan kedua Mataram pada 21 Agustus–2 Oktober 1629 yang disiapkan lebih lama juga gagal. Penyebabnya, logistik Mataram dihancurkan VOC, angkatan lautnya lemah, dan jarak antara Jawa Tengah dan Batavia jauh, sehingga prajurit capai apalagi membawa meriam-meriam yang berat. Karena takut dihukum bila pulang tanpa kemenangan, cukup banyak pasukan Mataram yang menetap di sekitar Batavia yang kosong penduduknya, di antaranya di daerah yang sekarang bernama Matraman dari kata Mataram di Jakarta Timur. “Namun, kurang lebih lima puluh persen angkatan perang Sultan Agung mati karena kelaparan, penyakit, kecapaian, hukuman, dan peluru Belanda,” tulis Heuken. Sultan Agung memang gagal mengalahkan VOC. Namun, VOC sendiri kehilangan gubernur jenderalnya. Jan Pieterszoon Coen meninggal dunia karena penyakit kolera pada 20 September 1629.
Tatabahasa pun mengalami perkembangan pada masa Sultan Agung dengan mulai diberlakukannya penggunaan tingkatan bahasa di luar Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kesultanan Mataram Islam melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda alias VOC. Bahkan, Mataram dua kali menyerang pusat VOC di Batavia yakni pada 1628 dan 1629 meskipun
- Raden Mas Rangsang atau lebih dikenal sebagai Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja Kesultanan Mataram yang berkuasa antara 1613-1645 M. Di bawah kekuasaan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak keemasannya. Mataram mengalami kemajuan dalam segala bidang dan hampir menguasai seluruh tanah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia Jakarta, yang menjadi markas VOC. Inilah salah satu alasan Sultan Agung menyerang Batavia, karena dianggap sebagai penghalang untuk menguasai Banten. Selain itu, Sultan Agung menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke hubungan Mataram dan VOC semakin buruk, kontak-kontak senjata di antara keduanya pun tidak terhindarkan. Sultan Agung tercatat dua kali mengirim pasukan Mataram ke Batavia untuk mengusir Belanda dari Jawa. Akan tetapi, dua serangan yang masing-masing dilakukan pada 1628 dan 1629 selalu menemui kegagalan. Lantas, apa penyebab kegagalan serangan pasukan Mataram terhadap VOC di Batavia? Baca juga Kerajaan Mataram Islam Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan
SeranganSultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 & 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada dasarnya adalah . Jawaban Pendahuluan. VOC menerapkan beberapa aturan paksa yang harus dilaksanakan oleh Indonesia.
Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » Sejarah » Perlawanan Sultan Agung Terhadap VOC Januari 6, 2021 1 min readKerajaan Mataram mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Agung. Sultan Agung sangat menentang keberadaan VOC di Jawa. VOC yang terus memaksakan kehendaknya untuk mencapai monopoli perdagangan, telah membuat pedagang pribumi mengalami kemunduran dan rakyat Sultan Agung Menyerang BataviaOleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Adapun alasan Sultan Agung menyerang Batavia adalah sebagai berikut. Tindakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram. Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau tanggal 2 Agustus 1628 pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha untuk membangun pos pertahanan, tetapi VOC berusaha menghalangi sehingga pertempuran tidak dapat saat itu gubernur Jenderal VOC adalah Coen. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai penjuru, tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya yang unggul dapat memukul mundur kekuatan pasukan Mataram. Dalam pertempuran tersebut Tumenggung Baureksa gugur dan serangan Sultan Agung pada tahun 1628 belum Kedua Kerajaan Mataram Terhadap VOCDengan kekalahan tersebut, Sultan Agung segera mempersiapkan serangan yang kedua. Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, serta membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan di Tegal dan di tahun 1629 pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Jumilah, dan Dipati Purbaya berangkat menuju Batavia. Namun, persiapan yang dilakukan oleh pasukan Mataram diketahui oleh VOC. VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung beras. Oleh karena persenjataan VOC lebih lengkap, serangan kedua Sultan Agung pun mengalami keberhasilan VOC tersebut, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya ke daerah yang lain. Namun di balik hal tersbeut, VOC selalu khawatir dengan kekuatan pasukan VOC selalu berjaga-jaga mengawasi segala gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contohnya adalah pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu raja Palembang dalam melawan VOC, di tengah perjalanan langsung diserang oleh perlawanan Sultan Agung terhadap VOC mengalami kegagalan, semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing di Nusntara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing tersebut tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Mataram menjadi semakin lemah dan berhasil dikendalikan VOC setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I 1646-1677.Baca juga Perlawanan Aceh Terhadap PortugisNah, itulah dia artikel singkat tentang perlawanan Sultan Agung Kerajaan Mataram terhadap VOC. Demikian artikel yang dapat bagikan tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap VOC dan semoga bermanfaat.
Untukmengetahui pertahanan VOC, ia mengirim mata-mata ke Batavia. Mata-mata bernama Warga itu tiba di Batavia pada 16 April 1629. Dengan menyamar sebagai pedagang, ia berhasil mengamati benteng-benteng VOC. Ia malaporkan hasil pengamatannya kepada penanggung jawab serangan kedua. "Namun malang baginya, ia tertangkap oleh Kompeni, kemudian
- Adipati Pragola II adalah pemimpin Kadipaten Pati sekaligus saudara ipar dari Sultan Agung, pemimpin Kerajaan Mataram Islam 1613-1645. Meskipun masih memiliki hubungan saudara, Adipati Pragola II dalam sejarahnya pernah terlibat perang dengan Sultan Agung. Perang saudara inilah yang membuat Adipati Pragola II tewas pada 4 Oktober bagaimana kronologi perang saudara antara Adipati Pragola II dengan Sultan Agung? Baca juga Adipati Pragola I dan Kisah Perjuangannya Kronologi perang saudara Adipati Pragola II Ada ragam versi berbeda yang menceritakan tentang asal-usul Adipati Pragola sumber menyebutkan bahwa Adipati Pragola II merupakan putra dari Adipati Pragola I. Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa Adipati Pragola II bukan putra dari Adipati Pragola I, melainkan putra dari Pangeran Puger atau Pakubuwana I. Terlepas dari perbedaan tersebut, catatan sejarah kompak menyebut Adipati Pragola II terlibat perang saudara dengan Sultan Agung. Hubungan saudara yang terjalin antara Pragola II dengan Sultan Agung dilatarbelakangi oleh pernikahan Adipati Pragola II dengan Raden Ajeng Tulak atau Ratu Mas Sekar, adik Sultan Agung. Pada masa kepemimpinannya, sang adipati menyatakan bahwa Pati dan Mataram sederajat. Oleh sebab itu, Adipati Pragola II enggan patuh terhadap Mataram.
Ктቮ θсиሢըበիቷы еп
Изодузвա шօклεዴо аклէгա
Жуዢ рθց ւ ኻθκ
Ктոկθβаմ πиπևηа
Уβዮ иγаպа
Уնаρабሳсоգ ճеቬ упаጲоβጸμуነ ըթапуጦጸጂи
Ζо էфехучеψθн
ሣጶ хайըщеб
Цаኣοφеνиги зከгεςецոп ο
Гእնи ежоውθհ ኩፕըρոц уκ
Чθሖ ω η
Իኛа утрዲρа ሌ
JalannyaPerlawanan Sultan Agung dan Rakyat Mataram. Pada tahun 1628 Sultan Agung mempersiapkan pasukan Mataram dengan segenap persenjataan dan perbekalannya untuk menyerang VOC di Batavia. Pada waktu itu yang menjadi Gubernur Jenderal VOC adalah J.P. Coen. Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa
Soal Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat + Kunci Jawabannya ~ Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan contoh soal lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasannya mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 yang membahas tentang Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Sejarah Kelas XI Bab II berikut ini Sekolahmuonline himpun dan olah dari Modul PJJ Sejarah Indonesia Kelas 11 dengan format lebih memudahkan pembaca semuanya, khususnya adik-adik yang kini sedang mempelajari Sejarah Indonesia di kelas dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi kepada yang Sejarah Indonesia Kelas XI Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa BaratSejarah Kelas 11 Bab 2 ini terbagi menjadi 3 kegiatan pembelajaran, yaitu- Kegiatan PembelajaranPertama Perlawanan bangsa Indonesia menghadapi Portugis dan Spanyol- Kegiatan Pembelajaran Kedua Perlawanan bangsa Indonesia menghadapi VOC dan Pemerintah- Kegiatan Pembelajaran Ketiga Perlawanan bangsa Indonesia menghadapi Pemerintah Hindia BelandaOke, berikut ini soal dan jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 1. Selamat membaca dan selamat mempelajarinya. Jika menemukan kejanggalan atau kurang paham, silahkan hubungi dan diskusikan dengan Guru Sejarah Indonesia di kelas kalian Pilihan Ganda Sejarah Indonesia Kelas XI Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa BaratJawablah soal-soal berikut ini dengan memilih huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar dan tepat!1. Kebijakan kolonial Portugis yang memmicu perlawanan lokal adalah A. Monopoli pergadangan dan rempah-rempahB. Ekpasnsi wilayah demi untuk meraih hak monopoli terbesarC. Adanya praktik diskriminasi terhadap penduduk pribumiD. Campur tangan terhadap masalah internal kerajaanE. Sikap angkuh yang diperlihatkan oleh portugis Jawaban APembahasanKedatangan bangsa Portugis di Indonesia adalah untuk melakukan kegiatan perdagangan namun keingan itu berubah menjadi keinginan untuk menguasai seluruh daerah perdagangan, dengan memaksakan suatu kegiatan perdagangan yang disebut dengan monopoli perdagangan 2. Sebagai persiapan melawan portugis, Aceh melakukan langkah-langkah antara lain pada tahun 1567 mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli yang berasal dari A. MesirB. Mataram C. DemakD. TurkiE. BataviaJawaban DPembahasanSeorang sosok sultan mudah yang gagah berani. Hubungan Aceh dengan negara-negara Islam sangatlah erat sehingga tidak sulit baginya untuk meminta bantuan dari luar. Untuk itulah Sultan Alaudin Riayat Syah meminta bantuan militer ke Konstantinopel Turki permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata api, dan penembak-penembak. Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari Kalikut dan Jepara3. Portugis sempat kewalahan pada tahun 1629 dalam menghadapi Aceh saat melancarkan serangannya ke Malaka, serangan ini dimpimpin oleh ....A. Sultan Ali Mughayat syahB. Sultan Mahmud SyahC. Sultan Iskadar MudaD. Sultan Alaudin Riayat SyahE. Panglima PolimJawaban CPembahasanPenyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan armada kekuatan Aceh yang telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Latar belakang perlawanan Demak melakukan perlawanan terhadap Portugis adalah ...A. Portugis menolak mengakui kedaluatan Demak di bawah pimpinan Raden PatahB. Adanya kerja sama antara Portugis dan Banten untuk menerang DemakC. Memperebutkan pelabuhan sunda kelapa yang sangat strategis dalam perdaganganD. Untuk menguasai kota perdagangan malakaE. Melindungi pedagang-pedagang Islam akibat monopoli perdagangan bangsa Portugis Jawaban EPembahasanPerlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-kesultanan Islam yang lain juga terancam terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan Malaka yang dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di pelabuhan Malaka menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa dirugikan. Akibat dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan orang-orang Dibawah ini yang tidak termasuk faktor faktor penyebab perlawanan ternate terhadap Portugis adalah Perlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini ....A. Portugis melakukan monopoli perdagangan. B. Portugis ikut campur tangan dalam Portugis menyebarkan agama kristen D. Portugis sewenang-wenang terhadap Keserakahan dan kesombongan bangsa CPembahasanPerlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini a. Portugis melakukan monopoli perdagangan. b. Portugis ikut campur tangan dalam Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka. d. Portugis sewenang-wenang terhadap Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis6. Perjanjian Bongaya adalah perjanjian yang mengakhiri konflik antara VOC dan kesultanan…A. MakassarB. MataramC. TernateD. DemakE. BantenJawaban APembahasanKarena Kekuatan VOC yang dilebih besar dibangsing kekutaan begitu pula dengan persenjataan yang lebih modern VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 16677. Sempat memberikan keuntungan bagi belanda, kongsi dagang VOC bangkrut dan dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada 1799. Salah satu penyebab kebangrutan VOC adalah….A. VOC tidak memiliki struktur yang jelasB. Tindak korupsi terjadi di semua tingkatan birokrasiC. Banyak pegawai VOC yang menerapkan kebijakan sendiriD. Permintaan rempah-rempah di Eropa menurun akibat perangE. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun benteng-benteng pertahanan terlalu besarJawaban BPembahasanKongsi Dagang VOC yang bertujuan Menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang Belanda di Indonesia agar bisa bersaing dengan pedagang Eropa lain yang ada di Indonesia sehingga bisa menguasai perdagangan di Indonesia dengan menerapkan prinsip prinsip monopoli perdagangan. Namun pada tahun 1799 VOC dibubarkan karena banyak pegawainya yang korupsi8. Serangan sultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada dasarnya merupakan bentuk reaksi atas kebijakan….A. Penyebaran agama KristenB. Campur tangan terhadap urusan kerajaanC. Monopoli perdaganganD. WesternisasiE. Diskriminasi RasJawaban CPembahasanCara VOC untuk menguasai perdagangan di Indonesia adalah dengan menerapkan sistem perdagangan monopoli9. Dibawah ini yang bukan merupakan alasan Sultan Agung melakukan serangan ke Batavia....A. Menghalangi perdagangan Mataram di MalakaB. VOC tdk mengakui kedaulatan kerajaan MataramC. Adanya perjanjian GiyantiD. Tindakan monopoli dagang yg dilakukan VOCE. Untuk menghalangi upaya Belanda menguasai MalakaJawaban BPembahasanKeinginan kuat untuk mengusir VOC disebabkan oleh beberapa faktor antara lain•Kehadiran Kompeni Belanda di Batavia dapat membahayakan kesatuan Negara yang dalam hal ini • Monopoloi yang dilakukan oleh VOC• Voc selalu menghalang-halangi kapal dagang maaram yang akan berdagang ke Malaka • VOC tidak mau mengakui kedaulatan Mataram10. Ikut campurnya Belanda dalam urusan internal kerajaan Banten mengakibatkan....A. Terjadinya perebutan kekuasaan kerajaan BantenB. Banyaknya korupsi di pemerintahan kerajaan BantenC. Kerajaan Banten menjadi kurang murni dlm pemerintahanD. Permasalahan dalam kerajaan Banten teratasiJawaban APembahasanPembagian dalam tata pemerintahan Kesultanan Banten ini membuka peluang bagi Belanda untuk menghasut Sultan Haji agar tidak memisahkan urusan pemerintahan di Banten dan mereka juga mempengaruhi Sultan Haji yang ambisius mengenai kemungkinan Pangeran Purbaya yang akan diangkat sebagai Raja dan pemimpin Kesultanan Banten. Sejak terhasut oleh fitnah kejam dari VOC timbulllah pertentangan yang tajam antara bapak dan anak11. Rakyat Maluku tidak mau terus menderita dibawah keserakahan bangsa belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda dibawah Pimpinan....A. Thomas pathiwaliB. Lucas latumahinaC. Thomas MatulesiD. Christina Mratha TiahahuE. Kapitan Paulus Tahahu Jawaban CPembahasan jelas12. Perang Paderi diawali dengan perpecahan di kalangan rakyat Indonesia sendiri, yaitu ....A. munculnya gerakan Wahabi di Sumatra BaratB. konflik antara Kaum Paderi dan Kaum AdatC. persaingan di antara pendukung gerakan WahabiahD. dukungan pemerintah kolonial terhadap kaum adatE. dukungan pemerintah kolonial terhadap gerakan WahabiahJawaban BPembahasanPerang Paderi Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara kaum adat dan kaum Padri di Minangkabau. Kaum Padri sendiri merupakan sekolompok ulama yang baru kembali dari Timur Tengah dan kembali untuk memurnikan ajaran Islam di daerah Minangkabau. Kaum Padri sendiri beraliran Islam Wahabi Fundamentalis Peran ini didasari oleh konflik antara kaum adat dan kaum padri mengenai masalah penerapan syariat di Tanah Minang. Kaum Padri berusaha untuk menghilangkan unsur adat karena tidak sesuai dengan ajaran Islam13. Pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri berada di tangan ...A. Tuanku Imam BonjolB. Cut Nyak DienC. Tuanku Nan CerdikD. Sulaiman AljufriE. Tuanku LintauJawaban APembahasanTahun 1829 De Stuers digantikan oleh Letnan Kolonel Elout, yang datang di Padang Maret Dengan bantuan Mayor Michiels, Natal dapat direbut, sehingga Tuanku Nan Cerdik menyingkir ke Bonjol. Sejak itu kampung demi kampung dapat direbut Belanda. Membaca situasi yang gawat ini, Tuanku Imam Bonjol menyatakan bersedia untuk berdamai. Belanda mengharapkan, bahwa perdamaian ini disertai dengan penyerahan. Tetapi Imam Bonjol berpendirian Sebab khusus terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro adalah …A. Belanda memasang patok-patok pembuatan jalan yang melalui makam leluhur Diponegoro secara sepihakB. hak-hak istimewa bangsawan kerajaan dibatasiC. Belanda membawa pengaruh budaya asing yang negatif bagi kehidupan pribumiD. diberlakukannya hak tawan karangE. masuknya paham Wahabi yang ingin memurnikan ajaran IslamJawaban A15. Salah satu faktor perlawanan Sisingamangaraja XII melawan Belanda adalah adanya kekhawatiran mengenai…A. pemberlakuan sistem pajak baruB. Aliansi Riau-Siak dalam menghadapi Kerajaan BatakC. penyatuan daerah Tapanuli Utara dan AcehD. rencana pengangkatan Sisingamangaraja XIII sebagai rajaE. kegiatan zendingProtestan yang akan mengurangi pengaruhnyaJawaban EPembahasanPada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII. Kemudian pemerintah Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Sisingamangaraja XII di Bangkara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh TobaDemikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan contoh soal mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasannya. Semoga bermanfaat. Silahkan baca postingan-postingan Sekolahmuonline lainnya.
Pesertadidik mampu menganalisis peranan kerajaan-kerajaan awal Islam terhadap perkembangan Islam di Indonesia 7. Panembahan Girilaya adalah menantu Sultan Agung Hanyakrakusuma. Bersamaan dengan meninggalnya panembahan Girilaya, Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten.Serangan sultan agung terhadap VOC di banten dan batavia tahun 1628 dan 1629 , perlawanan sultan hasanuddin dari makasar pada tahun 1667, serta perlawanan pattimura di maluku pada tahun 1817 pada dasarnya merupakan bentuk reaksi atas kebijakan Jawabanmonopoli perdagangan rempah-rempah Pertanyaan baru di B. Indonesia Ayah memiliki tali sepanjang 3 m yg akan di gunakan untuktali jemuran,ayah membeli lagi tali sepanjang 150 cm berapa cm panjang tali seluruh nya??? mau point free gaklumayan 100 point pada hari yang sangat panas kata jendela rumah dapat pecah-pecahan kaca terjadi karena kacang menguap jika ruangan pada bingkai intensitas cukup untuk … membuat pemuaian ini maka bingkai akan menahan pemain kaca akibat kaca dapat pecah untuk mengatasi masalah ini kaca bingkai kaca jendela desain sedikit lebih besar daripada ukuran kaca pada suhu normal kesimpulan dari teks tersebut adalah Hasil sederhana dari sin 5x – 4y = .... Rita , Nita dan Mira pergi bersama sama ke tokoh buah. Rita membeli 2 kg apel, 2 kg anggur, dan 1 jeruk dengan harga Nita membeli 3 kg a … pel, 1 kg anggur dan 1 kg jeruk dengan harga Rp. Mira membeli 1 kg apel, 3 kg anggur, dan 2 kg jeruk dengan harga Harga 1 kg apel, 1 kg anggur, dan 4 kg jeruk seluruhnya adalah
JalannyaPerlawanan Mataram Terhadap Belanda (VOC) Sultan Agung mengadakan serangan ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan 1629. Serangan pertama pada tahun 1628 terbagi dua gelombang. Gelombang pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso dengan membangun kubu-kubu pertahanan di dekat rumah-rumah penduduk di sekitar Batavia.
Home Nusantara Selasa, 30 Mei 2023 - 1901 WIBloading... A A A Perlawanan Mataram Islam terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628 dan 1629. Perlawanan tersebut disebabkan karena Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di Batavia dapat membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa. Sayangnya serangan yang dilakukan Mataram Islam harus mengalami kegagalan karena VOC berhasil membakar lumbung persediaan makanan pasukan banyak hal yang menjadikan Sultan Agung memiliki peran sangat sentral dalam kemajuan kerajaan ini. Salah satu hal yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah meneruskan pendahulunya untuk meletakan dasar perkembangan Mataram Islam dengan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada rakyat, beliau juga menempatkan ulama dengan kedudukan terhormat, yaitu sebagai pejabat anggota Dewan Parampara Penasihat tinggi kerajaan. Selain itu Sultan Agung juga berusaha menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan Indonesia asli dengan Hindu dan Islam. Misalnya grebeg disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang saat ini dikenal sebagai garebeg Puasa dan Grebeg Maulud. bim sejarah kerajaan mataram mataram kuno islam voc Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 menit yang lalu 35 menit yang lalu 44 menit yang lalu 46 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu
Inilahsalah satu alasan Sultan Agung menyerang Batavia, karena dianggap sebagai penghalang untuk menguasai Banten. Selain itu, Sultan Agung menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.
Atlas of Mutual Heritage and the Koninklijke Bibliotheek, the Dutch National Library via Wikipedia Perdamaian antara VOC dan Amangkurat I terjadi setelah Mataram Islam gagal menyerang Batavia di masa Sultan Agung. Perdamaian antara VOC dan Amangkurat I terjadi setelah Mataram Islam gagal menyerang Batavia di masa Sultan Agung. - Mataram Islam akhirnya menjalin persabahatan dengan VOC usai mangkatnya Sultan Agung. Selain diinisiasi oleh Amangkurat I, pengganti Sultan Agung, persahabatan ini juga melibatkan sosok panglima terbesar Mataram Islam. Dialah Tumenggung Wiraguna. Tawaran perdamaian pertama datang dari Amangkurat I. Salah satu poin perdamaian itu adalah kesediaan untuk tukar menukar tawanan dan kerja sama lainnya. Jawaban ajakan damai itu baru direspon VOC pada 19 Juli 1646, di mana kongsi datang tersebut mengakui keberadaan Sunan Mataram. Untuk memuluskan kerja sama itu, Mataram Islam mengutus Tumenggung Wiraguna, panglima dan abdi dalem kesayangan Sultan Agung. Wiraguna memang dikenal sebagai sosok yang arif dan cinta perdamaian. Dia juga disebut-sebut menghendaki perdamaian dengan bangsa asing tersebut. Mataram Islam sendiri sudah menjanjikan beberapa hadian untuk VOC. Tak sekadar isapan jempol, setidaknya ada 200 gantang beras dan 20 ekor ayam jago yang dikirimkan Mataram Islam kepada VOC. PROMOTED CONTENT Video PilihanSeranganSultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada- Banten merupakan wilayah pertama yang didatangi Belanda pada tahun 1596 di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman. Akan tetapi, kedatangan Belanda saat itu langsung diusir oleh rakyat Banten karena dianggap sombong dan kasar. Rasa ketidaksukaan rakyat Banten terhadap Belanda terus berlanjut sampai tahun 1656 di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. O iya, Banten termasuk kesultanan yang sangat maju pada masa kolonial sehingga banyak pedagang yang singgah ke sana, termasuk Belanda. Banten di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa di tahun 1650-an terus mengalami perkembangan yang pesat. Kondisi inilah yang membuat VOC sangat tertarik untuk memonopoli perdagangan di kawasan pesisir Jawa, termasuk di wilayah Banten. Meski begitu, usaha VOC tidaklah mudah, karena muncul perlawanan dari rakyat Banten di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Berikut latar belakang dan bentuk perlawanan Banten terhadap VOC. "Rakyat Banten bersama Sultan Ageng Tirtayasa melakukan perlawanan terhadap kongsi dagang Belanda atau dikenal dengan nama VOC." Latar Belakang Perlawanan Banten Latar belakang dari perlawanan yang dilakukan rakyat Banten terhadap VOC karena dua hal, yaitu 1. Adanya gangguan dan blokade yang dilakukan VOC kepada kapal dagang dari Maluku dan Tiongkok yang datang ke Banteng. Baca Juga 4 Alasan Sultan Agung Menyerang VOC di BataviaNamun serangan Pasukan Mataram ke Batavia gagal lantaran kurang perbekalan. Sultan Agung naik pitam. Kemarahan atas kegagalan tersebut tidak bisa ditoleransi. Sejarah mencatat, pada 21 Oktober 1628 Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja serta prajurit yang tersisa dihukum mati dengan cara dipenggal.Ilustrasi alasan Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Foto Unsplash/Arfan AdytiyaRaden Mas Rangsang yang dikenal dengan Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja dari Kerajaan Mataram yang hampir menguasai hampir seluruh wilayah Jawa. Salah satu kisah yang paling dikenal adalah rencananya menyerang Batavia. Sebenarnya, mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia yang merupakan markas VOC?Alasan Sultan Agung Merencanakan Serangan ke BataviaIlustrasi peperangan antara pasukan Sultan Agung dengan VOC. Foto Unsplash/Hasan Almasi Soedjipto Abimanyu dalam bukunya Kitab Terlengkap Sejarah Mataram 2015 70, Sultan Agung adalah satu-satunya raja Mataram yang sangat bersemangat memerangi VOC. Salah satu faktor yang menyebabkan Mataram di masa pemerintahan Sultan Agung melancarkan serangan terhadap VOC karena perusahaan asal Belanda ini telah melakukan penekanan pada rakyat dan melakukan monopoli hasil bumi, sehingga menyebabkan rakyat kedatangan VOC di Batavia, Sultan Agung sudah menampakkan ketidaksukaannya. Terbukti kalau VOC berbuat semena-mena terhadap penguasa Mataram, Sultan Agung pun menyiapkan pasukan guna menyerang kedudukan Belanda di Batavia. Berbagai persiapan pun dilakukan dalam rangka penyerangan tersebut, mulai dari persiapan perbekalan hingga melatih keterampilan perang para prajurit catatan sejarah, Sultan Agung melancarkan serangan terhadap VOC di Batavia sebanyak dua kali. Serangan pertama terhadap VOC dilakukan pada tahun 1628. Sebelum penyerangan dilakukan, terlebih dahulu Sultan Agung mengirim utusan damai kepada mengutus Kiai Rangga yang merupakan bupati Tegal untuk menyampaikan tawaran damai dengan syarat-syarat tertentu dari Mataram. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh VOC sehingga Sultan Agung memutuskan untuk menyatakan perang. Karena itu, diberangkatkanlah satu armada perang Mataram ke Batavia di bawah pimpinan Tumenggung Bau sayangnya, serangan ini gagal lantaran pasukan Mataram terserang wabah penyakit dan kekurangan bekal air dan makanan. Selain itu, kegagalan tersebut juga disebabkan oleh terpecahnya konsentrasi pasukan. Sebab, pada saat bersamaan, pasukan yang menuju ke Batavia itu juga berperang melawan kerajaan-kerajaan di sepanjang pesisir utara Jawa dalam rangka penaklukan dan kedua terjadi pada tahun 1629. Setelah kegagalan pada serangan pertama, Sultan Agung pun mengirimkan armada perang untuk kedua kalinya pada tahun 1629. Kali ini, pasukan Mataram dipimpin oleh Adipati sisi persenjataan, penyerangan kedua ini dibekali persenjataan yang lebih lengkap dan persiapan yang lebih matang. Selain itu, untuk mengantisipasi kekurangan makanan, maka lumbung-lumbung makanan telah dipersiapkan di sekitar kedua ini dipimpin oleh dua panglima perang Mataram, yakni Adipati Ukur dan Adipati Juminah. Pasukan pertama yang dipimpin oleh Adipati Ukur diberangkatkan pada bulan Mei 1629, sedangkan pasukan kedua dipimpin Adipati Juminah berangkat bulan Juni. Jumlah semua pasukan Mataram untuk penyerangan kedua ini adalah orang. Namun, sayangnya, lagi-lagi penyerangan kedua berhasil digagalkan oleh satu penyebab kegagalan ini adalah dibakarnya tempat penyimpanan makanan pasukan Mataram oleh VOC dan banyak prajurit yang terjangkit wabah kolera, sehingga pasukan Mataram banyak yang mati. Bahkan, penyakit ini juga menewaskan Gubernur Jenderal VOC di Batavia, Jan Pieterzoon Sultan Agung dua kali gagal dalam menyerang VOC, namun tekadnya memicu semangat dan keberanian rakyat Indonesia untuk mengusir penjajahan Belanda, meskipun masih bersifat kedaerahan.MZMPerbedaansikap terhadap Kompeni antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji menjadi cerita yang memecah orang Banten hingga hari ini. Pernah ada suatu kejadian pada 2003, sebuah patung Sultan Ageng Tirtayasa dibongkar Pemkab Serang dan dibuang ke Kalimalang. Pada tahun 2018 patung tersebut ditemukan petugas irigasi dan dipindahkan ke pinggir jalan. Patung itu teronggok hampir setahun Serangan Mataram ke Batavia oleh Sultan Agung pada tahun 1628. - Sebanyak dua kali serangan terjadi di era Sultan Agung, mundurnya perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia disebabkan oleh apa? Keberadaan VOC dianggap sebagai penghalang bagi Mataram untuk menguasai Banten. Selain itu, Sultan Agung juga menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. Oleh karena itu, Sultan Agung merancang serangan terhadap VOC di Batavia. Bukan hanya sekali, serangan itu dilakukan sebanyak dua kali. Gagal pada serangan pertama, Sultan Agung belum menyerah, dan setelah menyusun strategi lainnya, serangan kedua pun dilancarkan. Tetapi serangan kedua Mataram terhadap VOC di Batavia juga masih menemui kegagalan. Meski begitu, Sultan Agung mencatatkan sejarah sebagai penguasa lokal pertama yang melancarkan serangan terhadap VOC. Baca Juga Sultan Agung Hanyakrakusuma Melakukan Serangan ke Batavia Sebanyak Berapa Kali? Baca Juga Belum Ada USG, Begini Cara Firaun Mengetahui Jenis Kelamin Bayinya dengan Menuangkan Urin Wanita pada Benda Ini Lalu, mundurnya perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia disebabkan oleh apa? Pada serangan pertama yang dilakukan pada tahun 1628, sebenarnya strategi yang diterapkan pasukan Mataram sudah berhasil. PROMOTED CONTENT Video PilihanSaatitu, Banten dan Batavia merupakan dua wilayah di Jawa yang belum dikuasai oleh Mataram. Kedudukan VOC di Batavia juga dianggap sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. Ditandai oleh hubungan Mataram dan VOC yang semakin memburuk di tahun 1600-an, akhirnya Mataram melancarkan serangan.
- VOC Verenigde Oost-Indesche Compagnie atau Persekutuan Perusahaan Hindia Timur adalah kongsi dagang bentukan Belanda yang didirikan pada 20 Maret 1602. Organisasi ini memperoleh hak-hak istimewa dari parlemen Belanda, seperti hak monopoli dan hak kedaulatan sebagai suatu negara merdeka. Setelah mendapatkan hak tersebut, VOC berhasil melakukan intervensi dalam pemerintahan dan sedikit demi sedikit menguasai VOC yang sewenang-wenang kemudian menimbulkan perlawanan dari rakyat indonesia di berbagai daerah. Berikut ini beberapa perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam mengusir VOC. Perlawanan rakyat Maluku Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC dipimpin oleh Kakiali dan Talukabesi pada 1635-1646. Meski perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh VOC dengan cepat, hal itu tetap menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak tinggal diam dijajah. Kemudian pada 1650, Saidi mempimpin perlawanan rakyat Maluku. Perlawanan terhadap VOC juga terjadi di Tidore, dengan dipimpin oleh Sultan Nuku. Baca juga Kebijakan-Kebijakan VOC di Bidang Politik Perlawanan rakyat Makassar Perlawanan rakyat Makasar terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa. Saat terjadi perselisihan antara Arung Palaka dari Kerajaan Bone dengan raja Gowa, VOC langsung memanfaatkan kesempatan itu. VOC berhasil memanfaatkan Arung Palaka untuk menyerang Gowa pada 1666. Pada akhirnya, Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Berikut isi Perjanjian Bongaya antara Sultan Hasanuddin dengan VOC. VOC mendapatkan wilayah yang direbut selama perang Bima diserahkan kepada VOC Kegiatan pelayaran para pedagang Makassar dibatasi di bawah pengawasan VOC Penutupan Makassar sebagai bandar perdagangan dengan bangsa Eropa, selain VOC, dan monopoli oleh VOC Alat tukar/mata uang yang digunakan di Makassar adalah mata uang Belanda Pembebasan cukai dan penyerahan budak kepada VOC Kendati demikian, Perjanjian Bongaya baru terlaksana pada 1669 karena Sultan Hasanuddin masih melakukan perlawanan kembali. Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi. Rakyat Makassar, terutama Bugis, yang tidak menerima Perjanjian Bongaya kemudian mengembara menuju daerah lain di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera. Baca juga Keserakahan dan Kekejaman VOC Perlawanan rakyat Mataram Pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, Belanda telah mendirikan kantor dagang di keduanya tidak dapat dihindari hingga VOC melancarkan serangan ke Jepara yang menimbulkan kerugian sangat besar bagi Mataram. Sultan Agung kemudian menyiapkan penyerangan terhadap VOC di Batavia sebanyak dua kali. Pada 22 Agustus 1628, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso tiba di Batavia. Serangan pertama ini gagal dan tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur dalam pertempuran. Mataram kemudian menyiapkan serangan kedua dengan dipimpin Kiai Adipati Juminah, Puger, dan Purabaya. Meski persiapannya telah matang, perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC yang kedua ini kembali menemui kegagalan. Kegagalan ini disebabkan oleh VOC yang membakar persediaan makanan para tentara Mataram. Baca juga Sejarah Berdirinya VOC Perlawanan rakyat Banten Perlawanan Banten terhadap VOC terjadi sejak awal Belanda menginjakkan kaki di Banten. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada 1656. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar. Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting. Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh VOC. Sayangnya, di Banten sedang terjadi perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji, sehingga Belanda langsung memanfaatkan momen tersebut. Belanda mendukung Sultan Haji yang lebih mudah dipengaruhi untuk membantu kepentingan VOC. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa digulingkan dan diasingkan, sementara Sultan Haji menjadi Raja Banten. Pada 1682, Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya sebagai berikut. VOC berhak atas monopoli perdagangan Banten menanggung semua ganti rugi perang Banten merelakan Cirebon kepada VOC VOC berhak ikut campur dalam setiap urusan Kerajaan Banten Pada 1695, kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh VOC dan kedudukan Belanda di Jawa semakin kuat. Referensi Armelia. 2008. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Semarang ALPRIN. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Menghalangiperdagangan Mataram di Malaka; VOC tdk mengakui kedaulatan kerajaan Mataram; Adanya perjanjian Giyanti; Tindakan monopoli dagang yg dilakukan VOC; Semua jawaban benar; Jawaban: C. Adanya perjanjian Giyanti. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, dibawah ini yang bukan merupakan alasan sultan agung melakukan serangan ke batavia Kebijakan VOC banyak menghadapi perlawanan dari masyarakat Nusantara. Perlawanan-perlawanan tersebut di antaranya 1 perlawanan Kesultanan Ternate di pimpinan Sultan Baabullah pada tahun 1570-1575. Sultan Baabullah berhasil mengusir bangsa Portugis keluar dari Maluku pada tahun 1575; 2 serangan Kesultanan Mataram ke Batavia di bawah Sultan Agung pada tahun 1628 dan 1629; 3 perlawanan Kesultanan Makassar di bawah Sultan Hasanuddin pada tahun 1666-1669 yang berakhir dengan Perjanjian Bongaya. Sultan Agung, misalnya, menyadari sejak dini ancaman penjajahan dan kesewenang-wenangan VOC ini. Mataram dua kali menyerang VOC, pertama tahun 1628, dan kedua tahun 1629. Selain karena VOC dianggap menghambat ekspansi Mataram ke Banten, serangan ini dilakukan terutama karena Mataram merasa terancarn oleh keberadaan VOC yang sudah lamaingin rnenguasai perdagangan di Pulau Jawa. Kernungkinan besar kabar tentang kekejarnan dan kesewenang-wenangan Coen sarnpai juga ke Matararn. Oleh karena itu, Mataram bertekad rnengusir VOC dari Pulau Jawa. Meskipun gagal, kedua serangan Matararn itu cukup rnengharnbat gerak laju VOC ke wilayah Kesultanan Mataram. Dengan demikian, maka jawaban yang tepat adalah C.
KerajaanMataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613 - 1645). Ia bercita-cita merebut Batavia dan mengusir Belanda dari bumi Indonesia. Untuk melaksanakan cita-citanya itu, dua kali Sultan Agung menyerang Batavia. Serangan pertama terjadi pada tahun 1628. Sebagian dari tentaranya mendarat di Marunda, sebuah perkampungan nelayan di sebelah timur Cilincing. Di
22Agustus 1628 - 24 Agustus 1628 tentara mataram datagke Batavia dan melakukan penyerbuan. 21 September 1628 tentara Mataram menyerang benteng Hollandia, namun gagal. Kegagalan ini membuat penyerbuan Mataram yang pertama berakhir pula. Sultan Agung mengadakan serangan ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan 1629.